handiks blog

handiks blog

Jumat, 16 Juni 2017

Filosofi Kupat dan Lepet



SEJARAH KETUPAT
Konon Sunan Kalijaga yang pertama kali memperkenalkan ketupat pada masyarakat Jawa.
Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali ba'da, yaitu ba'da Lebaran dan ba'da Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran.
*Arti Kata Ketupat Dalam filosofi Jawa,
Ketupat memiliki makna khusus.
Ketupat atau KUPAT merupakan kependekan dari ngaku lepat atau laku papat ,Ngaku lepat artinya Memgakui kesalahan, Laku papat artinya Empat tindakan laku papat.
Tradisi sungkeman menjadi penerapan ngaku lepat (mengakui kesalahan bagi orang jawa ,Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.
LAKU PAPAT:
1. LEBARAN
2. LUBERAN
3. LEBURAN
4. LABURAN.

LEBARAN Sudah usai, menandakan berakhirnya waktu puasa.
LUBERAN Meluber atau melimpah ajakan bersedekah untuk kaum miskin Pengeluaran zakat fitrah LEBURAN Sudah habis dan lebur, Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
LABURAN Berasal dari kata labur, dengan kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding ,Maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batinnya.
FILOSOFI KUPAT LEPET KUPAT Kenapa mesti dibungkus JANUR?
Janur, diambil dari bahasa Arab Ja'a nur" (telah datang cahaya). Bentuk fisik kupat yang segi empat ibarat Hati Manusia.
Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti Kupat yang dibelah, pasti isinya putih bersih, ibarat hati yang tanpa iri dan dengki,Kenapa? Karena hatinya sudah dibungkus Cahaya jaa nur) LEPET Lepet silep kang rapet. Monggo dipun silep ingkang rapet, mari kita Kubur dan tutup yang rapat, Jadi setelah ngaku lepet, meminta maaf menutup kesalahan yang sudah dimaafkan, jangan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya KETAN DALAM LEPET.

Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan bijak, terima kasih